May 22, 2013

Media Mainstream dan Media Online


Dulu mungkin pendahulu kita hanya mengenal pengumuman yang dibuat dengan daun-daunan atau kulit hewan atau kulit pohon yang ditempel di pohon-pohon, kemdian berkembang menjadi kertas, Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja. Itu terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi Kuno, ketika kaisar Julius Caesar berkuasa. 

Sekarang para ahli menyebut Media penyampai pesan kepada khalayak itu menjadi 2 yakni media mainstream yaitu seperti media cetak, televise, radio majalan dan lain-lain, atau orang juga sering menyebutnya media konvensional dan kedua adalah media online yaitu media yang memanfaatkan internet untuk menyampaikan pesannya. Dan keduanya memiliki perbedaan. Apakah itu??

media online itu memiliki karekteristik tersendiri yakni: Audiens control dengan menggunakan teknologi terkini dalam pengembangan situs, pembaca dapat lebih leluasa dan mudah dalam memilih informasi, sedangkan media mainstream informasi yang diberikan  dibatasi oleh pengelola media itu sendiri. Contoh ketika kita menonton berita TV maka kita hanya akan menerima informasi dari stasiun televise pada saat itu saja. Begitu juga Koran atau majalah. Tidak seperti media online yang ketika membaca dan mencari informasi  maka kita bisa mencari informasi yang lain dari sumber yang lain sesuka kita.

Dalam Media online informasi dapat dengan mudah di duplikat sehingga proses penyebaran dan distribusi informasinya dapat lebih cepat dan meluas. Sedangkan media mainstream sangat terbatas dalam melakukan penyebaran informasi, contoh ketika kita membeli dan membaca Koran maka paling sering kita menyebarkanya melalui mulut ke mulut, atau membuat klipping Koran itu pun masih sangat terbatas akses orang lain untuk membacanya. Sedang media online tinggal copy paste link trus di sebar melalui blog atau social media maka informasi akan dengan cepat menyebar.

Di media online jumlah informasi yang disampaikan dapat lebih banyak jumlahnya karena tidak ada lagi batasan jumlah teks halaman ataupun durasi on air,  sedang media mainstream sekali lagi terbatas pada teks / halaman ataupu durasi on air. Contoh dalam sehari media on line detik.com jelas bisa menampung berita lebih banyak daripada harian media indonesia (media cetak) karena faktanya detik.com dapat menampung lebih banyak rubric dan selain itu kita juga masih bisa mengakses berita yang telah lampau.

Media online lebih fleksible karena informasi yang disampaikan dapat melalui berbagai bentuk dari sekedar teks sampai multi media sedangkan media mainstream masih sebatas instrument  yang digunakan oleh media itu sendiri, televise hanya bisa memberitakan dalam bentuk video saja, media cetak hanya bisa memberitakan dengan menggunakan teks dan gambar saja. Radio hanya bisa menginformasikan melalui audio saja.

Media nline lebih interaktif, kita bisa  memberi masukan atau memberi komentar secara langsung pada kolom yang disediakan oleh media online. Tetapi kita tidak akan bias member komentar kepada media mainstream kecuali dengan mengirim surat pembaca atau pada acara televise yang menyediakan telepon interaktrif.

Media online lebih mudah diakses secara mobile dengan menggunakan format teknis yang sederhana maka informasi yang disampakan dimana dan kapan saja melalui piranti bergerak. Pesan Media mainstream akan lebih mudah diterima karena teknologi yang digunakan oleh media online justru masyarakat kita belum terbiasa sehingga ketika kita membaca sebuah berita di media online dalam bentuk tulisan maka tidak akan kuat bertahan lama dbanding ketika kita membaca Koran.(saya belum menemukan sebuah penelitian tentang itu, tetapi sejauh pengalaman yang penulis alami faktanya memang begitu)

Media mainstream lebih akurat informasinya karena terkait dengan legalitas yang dimiliki media mainstream, seseorang tidak bisa sembarangan membuat Koran atau televise atau radio, kita harus melalui izin terlebih dahulu, tetapi ketika kita akan membuat media online kita tinggal membuat account blog maka kita akan bisa punya media online. Oleh karena itulah media online oleh beberapa kalangan masih diragukan kevalidan informasinya. Dan itu yang terjadi saat ini, Tetapi ada kemungkinan ini akan tidak brlaku karena zaman akan terus berubah dan regulasi Negara terkait media juga akan berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Maturnuwun.


Sumber Foto: strategkomunikasi.blogspot.com

Mengagas Radio Komunitas Online


Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
  1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
  2. Berdasarkan Minat
  3. Berdasarkan Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.
Adanya komunikasi yang baik antar anggota komunitas juga penting mengingat sebuah komunitas akan berjalan ketika komunikasi antar anggotanya baik. Dan itu tidak akan menemui banyak masalah jika komunitas itu berada dalam satu tempat dan memang terbentuk karna letak geografis yang sama. Lalu bagaimana dengan komunitas komunitas yang anggotanya berada tidak pada tempat yang sama, seperti jenis komunitas yang kedua dan yang ke tiga??bagaimana mereka bias menjaga dan menjalin komunikasi tanpa terbentur jarak dan waktu??

Hey bro, ngapain kita pusing-pusing, ini kan jamannya komunikasi, informasi sangat mudah sekarang bro, jadi tidak melulu sebuah komunitas itu terbentuk karna letak geografis yang sama,

Jenis komunitas yang berdasarkan minat maupun yang komunitas yang punya ide yang sama juga bias terbentuk tanpa harus ada atau terbentuk di sebuah lokasi/daerah yang sama.

Kalo dulu mungkin orang tua atau orang yang lebih dulu lahir  dari kita sering memiliki komunitas melalui surat menyurat, sering disebut apa itu namanya…korespondensi..kalo ga salah, pada zamannya mungkin itu adalah sebuah model komunikasi paling keren lah..dimana kita harus menulis surat berlembar-lembar, kemudian dikirim melalui pos, berhari-hari kita nunggu jawaban. Dan seterusnya samapi kita kirim surat lagi dan dapat jawaban lagi, kegiatan semacam itu mungkin sangat lazim dilakukan dulu ketia era 90an kebawah. Penyebab utamanya yang jelas pada saat itu teknologi belum seperti sekarang.

Kita mungkin sering dengar yang namanya komunitas online, jelas sekali ini banyak sekali bermuncula setelah internet muncul, komunitas online merupakan kumpulan orang-orang yang terbentuk karna  dibentuk bertemu melalui internet, ya kita bias menamakannya media social, banyak sekali komunitas-komunitas yang dibentuk di media social seperti facebook, twitter, yahoo, kaskus dan sebagainya. Nah biasanya komunitas-komunitas ini berkumpul di dunia maya dalam wadah grup-grup yang disediakan oleh social media tersebut.

Nah komunitas-komunitas online tersebut jelas mereka menggunakan media bahasa tulis untuk menyampaikan pesan atau mengkomunikasiikan gagasan-gagasannya. Ada juga yang pake video, atau suara. Namun itu juga modelnya individual, maksudnya yang uplod sendiri..

Komunikasi kelompok yang baik adalah ketika ada yang mengendalikan komunikasi yang dalam hal ini adalah moderator (menurut saya.red). bagaimana mungkin sebuah komunikasi kelompok akan berhasil kalau masing-masing anggotanya punya gagasan ata pesan kamudian disampaikan sendiri-sendiri tanpa adanya control yang jelas, dan ini akan membawa kelompok pada kondisi komunikasi yang tidak tentu arah, makanya disini kita bias melihat grup grup di facebook sifatnya hanya update status/ kirim dinding di group, terus komentar – komentar, menyukai, udah…tidak ada kelanjutannya, ya walaupun ada beberapa grup yang bagus, setiap pembicaraan berkualitas dan bermanfaat,

Dalam berkelompok/berkomunitas pasti kita memerlukan komunikasi yang intens agar komunitas itu tetap berjalan dengan baik, karna kunci berjalannya sebuah komunitas itu ya komunikasi. Nah pembicaraan kita coba kita batasi pada persoalan komunitas online, bagaimanasih sebuah komunitas online itu bias menjalankan komunikasi yang baik dan lancar?

Radio komunitas

Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.

Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".

Dulu nih, radio komunitas hanya terbatas pada frekuensi, dan orang-orang biasa menyebutnya radio analog, walaupun sampai sekarang juga masih banyak radio-radio komunitas yang analog. Tapi itu jarang, karna dibatasi sama frekuensi itu sendiri. Nah, yang sekarang lagi “tren” itu radio online, sekarang bukan hanya radio - radio komersil saja yang pindah dari analog ke streaming atau online tapi juga radio-radio komunitas analog pindah ke streaming, alasannya ya karna pengin memperluas jaringan, secara gitu, radio online itu kan bias di akses ke seluruh dunia, dengan hanya menggunakan laptop atau PC yang  terkoneksi internet maka kita bias menikmati radio online.

Kita kembali ke tema, bagaimana sih sebuah komunitas online itu bias melakukan komunikasi yang baik tanpa harus terbentur jarak dan waktu? Mengingat komunikasi yang dikakukan di Facebook atau media social lainnya hanya sebatas bahasa tulisan saja..kalau menurut saya, salah satu solusinya ya dengan membuat radio online komunitas.

Dengan tetap menggunakan grup di media sosialnya untuk berkomunikasi secara tulisan, kita juga bias menggunakan media suara dari penyiar untuk melakukan komunikasi dengan anggota lain.

sampai saat ini yang saya tau radio online baru bersifat searah, seandainyapun kita mau komunikasi 2 arah maka kita harus menggunakan telpon atau layanan tellpon yang ada di internet (skype, video call, YM dan sebagainya)untuk melakukannya. Mudah-mudahan setahun atau dua tahun lagi (atau jangan lama-lama deh, sebulan lagi atau besok lah..haha) mncul teknologi yang bias menyalurkan suara secara dua arah melalui internet. Dan kalau ini bias terjadi, maka akan sangat memudahkan komunitas untuk melakukan komunikasi secara langsung. (faiz)

May 21, 2013

Rustriningsih: Mahasiswa pelopor penegakkan Hukum



SEMARANG,  Fakultas Hukum Unnes menggelar dialog politik bersama Wakil Gubernur Rustriningsih MSi. Dialog mengambil tema "Politik Kita antara Etika dan Dusta" di kampus Sekaran Gunung Pati, Semarang, Selasa (21/5).

Dialog tersebut dihadiri sekitar 300 mahasiswa Unnes. Ketua Pantia Mirza Muhammad mengatakan, tujuan tersebut adalah menambah wawasan etika politik dan kondisi politik di Indonesia. "Kita ingin memberikan wawasan kepada mahasiswa Unnes terkait penerapan politik dan demokrasi di indonesia yang langsung, bebas, jujur, dan adil," katanya.

Rektor Unnes Dr Agus Wahyudi MSi mengaku beruntung karena bisa mengkaji politik bersama Rustriningsih yang merupakan negarawan. "Karena kebetulan di Unnes juga ada prodi Ilmu Politik, di samping juga ada program Ilmu Hukum," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Rustriningsih menyampaikan pemikiran kritis mendasar tentang ajaran dan pandangan tentang moral dalam berpolitik.

"Saat ini menjadi tantangan sendiri bagi bangsa Indonesia. Krisis yang terjadi terkait etika dan moral sangat tidak diperhatikan, akibatnya terjadi anarkisme politik, Pancasila semakin pudar, pelanggaran politik, dan kebijakan politik yang memihak," katanya.

Rustri juga menjelaskan, politik merupakan semua hal yang berkaitan dengan negara kekuasaan kebijakan untuk masyarakat.

Mantan bupati Kebumen tersebut menambahkan, mahasiswa punya peran penting dalam membangun politik yang baik di Indonesia.

"Mahasiswa bisa mengambil peran untuk bisa membangun nasionalisme yang mendidik dan menjadi pelopor untuk penegakan hukum di Indonesia; serta menjadi pelopor untuk mengembalikan kepercayaan publik terkait dengan politik," jelasnya.

Terakhir Rustri menceritakan pengalaman pilitiknya yang sejak tahun 1986 sudah aktif di PDIP dan menjadi wakil sekretaris DPC Kebumen, hingga sekarang menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah.

May 19, 2013

Materi Sastra Dalam Kurikulum 2013 Perlu Dibenahi

ilustrasi/ Sumber Gambar: http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3723/kurikulum-2013-akan-terus-di-evaluasi#.UZh7gUrAGSo

SEMARANG, Materi yang berkaitan dengan Sastra Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 masih perlu banyak dibenahi. Pasalnya banyak materi tentang sastra indonesia dalam kurikulum 2013 ini yang masih tumpang tindih dan bahkan ada pula yang dihilangkan.

Demikian ungkap Dr Teguh Supriyanto M Hum, Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam Seminar nasional bertajuk 'Peran Guru Bahasa Indonesia untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dalam Kurikulum 2013' yang digelar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unissula, Sabtu (18/5).

“Banyak topik-topik yang justru mengandung nilai-nilai karakter itu dihilangkan, seperti di tingkat sekolah dasar. Mestinya anak-anak dilatih untuk banyak membaca seperti membaca cerita, meskipun masih tahap pengenalan, tetapi dengan begitu mereka akan memperoleh hal-hal yang berguna,” kata Teguh.

Selain itu, lanjut teguh, materi Sastra Indonesia ditingkat SMA juga tidak hanya mempelajari sastra yang kuno, tetapi juga materi sastra kontemporer yang saat ini biasa dinikmati oleh kalangan remaja.

“Harus banyak efek novel yang kekinian, tidak hanya yang kuno, itu lebih penting dan lebih kontekstual. Karena novel itu mencerminkan semangat zaman. Jadi ketika novel itu di terbitkan pada saat zaman sekarang, itu menjadi nyambung ketika dipelajari di sekolah-sekolah,” pungkasnya.

Sedangkan dalam Kurikulum 2013 ini, terkesan banyak yang tidak efektif seperti materi tentang anekdot yang dipelajari selama satu tahun di kelas satu SD.

“Masa mau belajar anekdot saja satu tahun, dari mulai mengenal, menghayati dan menggali nilai-nilai anekdot dan dan juga membandingkan, ini kan nggak efektif,” katanya.

Dirinya juga tidak memungkiri kalau target dari Kurikulum 2013 ini memang bagus karena mengandung nilai-nilai yang baik yang bisa membentuk karakter peserta didik.

Meski Begitu, dia berharap, peran Guru Sastra harus maksimal, harus bisa menjadi teladan siswanya, dan harus memiliki pengetahuan yang memadai. Tidak hanya teori dan konsep, tetapi juga pengetahuan umum.

May 18, 2013

Kurikulum 2013 Lebih Religius



Ilustrasi/ Sumber: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1023
SEMARANG - Kontroversi tentang kurikulum 2013 yang saat ini masih hangat di kalangan pegiat Pendidikan ternyata tidak selamanya dianggap buruk. Pakar  dan konsultan pendidikan Munif Chotib menilai Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada Juli mendatang lebih religius.

Pasalnya dari tiga target di dalam kurikulum 2013 yakni Keahlian, pengetahuan dan sikap tersebut semuanya akan dihubungkan dengan nilai-nilai ketuhanan.

“Target kurikulum 2013 itu kan pertama anak itu punya keahlian, kedua anak punya pengetahuan, ketiga  anak punya sikap yang baik kepada sesama, nah ketiga hal itu kemudian harus  dihubungkan kepada Allah ta’ala, kalau itu benar bukan hanya tulisan tulisan teori tetapi mampu diaplikasikan saya yakin pendidikan di Indonesia akan maju. Dan harus berubah memang,” kata Munif kepada wartawan kamis (16/5).

Menurutnya, sebenarnya kurikulum 2013 ini tidak beda jauh dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Hanya kurikulum kali ini lebih nyata untuk mempermudah guru-guru dan lebih religius. “Karena saya melihat banyak orang yang pintar, banyak orang yang ahli punya keterampilan macam-macam tetapi muaranya tidak tertuju pada Tuhan,” Katanya.

Terkait kontroversi kurikulum 2013 yang dinilai kurang memberikan ruang kreativitas terhadap guru, Pria yang juga merupakan salah satu tim penyusun kurikulum 2013 mengatakan, hal itu disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat terhadap kurikulum itu.

“Misalnya saja banyak yang menentang karena guru dianggap kurang kreatif karena guru sduah langsung diberikan RPP, padahal kami yang menyusun itu namanya buku guru, dan bukan RPP,dan buku guru itu adalah pedoman yang membantu guru untuk membuat RPP, dan ini kan problem,” katanya.

Selain itu, yang menjadi kontroversial disini adalah karena perbedaan paradigma, menurutnya, ada beberapa orang yang masih meyakini model pembelajaran Fragmented yaitu model pembelajaran tradisional yang memilah dan memisahkan disiplin ilmu atas beberapa mata pelajaran tanpa memadukan atau mengaitkan satu sama lain. (Irsyam Faiz)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More