July 5, 2013

KPI Diminta Buat Contoh Tayangan TV Ramadan yang Baik


Himbauan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah kepada lembaga penyiaran publik yang mengudara di wilayah jawa tengah baik radio maupun televisi agar tayangan maupun siarannya bisa menjaga kekhusukan, tidak merusak kesucian bulan Ramadan 1434 H sebaiknya diikuti dengan memberikan contoh tayangan Ramadhan yang baik.

Pengamat media masa Mubarok S Sos M Si mengatakan, Himbauan yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebaiknya diikuti solusi konkret dengan memberikan contoh tayangan yang baik. Beragam tayangan televisi selama Ramadhan seperti komedi atau lelucon menjelang buka puasa dan menjelang sahur yang dinilai penuh cemooh, makian, omongan kasar, dan adegan-adegan tidak layak semestinya diberi teguran dan dihentikan.

“KPI semestinya memberi contoh tayangan Ramadhan yang baik bukan sekedar menghimbau saja,” katanya kepada suaramerdeka.com Kamis (4/7).

Menurutnya, seharusnya KPI jauh jauh hari bisa membuat contoh tayangan yang baik agar sesuai dengan standar baku dan etika menurut KPI, hal itu bisa dilakukan dengan menggandeng lembaga terkait seperti majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Kementrian Agama..
 
“KPI mestinya berpacu membuat contoh tayangan ramadhan yang lebih bagus dan marketeble yang kemudian ditawarkan ke media televisi, hal ini akan lebih baik untuk melengkapi himbauan yang diberikan ke media” terang Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula tersebut.
 
Meski begitu Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menghabiskan waktu di depan televisi selama bulan Ramadan. Menurutnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kekhusyukan dibulan penuh berkah tersebut.
 
“Banyak kegiatan yang positif dan lebih bermanfat yang bisa dilakukan masyarakat dibulan Ramadan. Sayang kalau waktu di bulan Ramadhan hanya dihabiskan dengan menonton televisi. Untuk lebih menarik minat masyarakat beragam acara seperti pengajian bisa dikemas lebih menarik untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan. Selain itu keluarga juga harus berperan aktif membuat kegiatan positif agar anggota keluarga tidak menghabiskan waktu dengan tontonan yang tidak bermanfaat selama ramadhan” tandasnya. 
 

Penting, Komunikasi Intens dalam Rumah Tangga



Komunikasi yang kurang efekif bisa berakibat fatal bagi keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Pasalnya seringkali seseorang mengeluhkan pasangannya yang tiba tiba bertingkah laku aneh  dan melakukan sesuatu yang membuat keretakan sebuah rumah tangga.

Menurut Konselor Pernikahan dan Keluarga Ustadz Cahyadi Takariawan mengatakan,  keluarga adalah organisme kehidupan, setiap waktu berjalan selalu ada yang berkembang dan berubah setiap anggotanya (suami/istri dan anak), maka seringkali seseorang tidak mengenal pasangannya dikarenakan tidak mengupdate informasi perkembangan yang dialami anggota keluarganya

“Ketika kita tidak mengenali perkembangan itu maka kita akan terkejut, misalnya muncul kalimat gini, saya tidak tahu tiba tiba suami/istri saya berubah. Itu kan hal yang aneh, karena kata ‘tiba tiba’ itu tidak mungkin muncul ketika kita selalu mengupdate perkembangan perilaku pasangan kita karena semua orang itu berubah ada prosesnya” kata Ustadz Cahyadi dalam Talk Show dan Kajian Keluarga dan Parenting “Wonderful Family” Jum’at sore (5/7) di Gedung Wanita Jalan Sriwijaya Semarang.

Dia menambahkan, bahkan perkembangan teknologi seringkali menjadi pemicu keretakan rumah tangga.“Coba perhatikan, sepasang suami isteri yang duduk berdua, dimeja makan atau diruang tamu berdampingan. Namun saling diam dan asyik dengan gadgetnya sendiri-sendiri. Bahkan tertawa sendiri-sendiri, padahal mereka berdua tidak saling berkomunikasi. Sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri”katanya.

Menurutnya, hal itu juga bisa berpotensi merusak keharmonisan keluarga, oleh karena itu update terhadap perkembangan kondisi suami/istri dan anak kita itu sangat penting caranya adalah dengan komunikasi yang intensif dan menyelesaikan masalah dengan mengedepankan musyawarah.

“Caranya ya dengan sering-sering ngobrol, setiap ada masalah dikomunikasikan dengan baik, inilah yang disebut peta kasih yakni sebuah petunjuk informasi bagi kita untuk mengetahui peta perjalanan perkembangan suami/istri dan anak kita. Semakin detail kita tahu peta itu maka semakin tahu kita menuju tujuan kita yakni sebuah kondisi terkini hati dan perasaan suami/istri dan anak-anak kita,”pungkasnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More