February 28, 2012

Mood itu didatangi bukan mendatangi..


Oleh: M.Irsyam Faiz*

Karena sekolah akan digunakan untuk kegiatan “Jambore Pramuka Nasional” maka sekolah diliburkan selama sepekan, Fajar diberi tugas oleh guru bahasa indonesianya disekolah untuk membuat makalah dengan tema “degragasi moral pemuda Indonesia dan cara penggulangannya”. Karena kali ini temanya agak berat maka fajar menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan ide yang cemerlang..waktu yang disediakan satu minggu. Satu, dua, tiga hari fajar belum juga mendapatkan waktu yang tepat yang sesuai dengan moodnya hari-harinya ia lalui dengan bertamasya, ia beralasan barangkali dengan tamasya bisa refresh dan mood yang baik akan datang padanya, tetapi Sampai hari ke enam, satu hari sebelum hari terakhir dikumpulkan mood belum juga datang menemui fajar,..malam hari menjelang hari H fajar berusaha mengerjakan tugas membuat makalah dari guru bahasa Indonesia itu, malam itu Ia kerjakan dengan energy apa adanya. Sampai larut malam belum ada separo dia kerjakan. Karena lelah bertamasya dan rasa kantuknya yang berat, maka Ia terlelap dan tertidur. Saat terbangun Ia teringat tugasnya belum selesai, tetapi Ia tidak sempat mengerjakan karna ia bangun kesiangan dan harus siap-siap berangkat ke sekolah. Karena belum selesai mengerjakan tugas maka fajar dihukum oleh gurunya. Dan mulai saat itu Ia sangat menyesal karena tidak bisa memanfaatkan waktu liburan untuk mengerjakan tugas. Berbeda dengan Ani, walau ia juga ingin bertamasya, sejak hari ia diberi tugas dia mulai menyusun strategi, Ia mulai mengatur waktunya, ia juga mulai membuat daftar buku-buku mana saja yang ia akan jadikan referensi, ia juga tidak lupa membuat time schedule secara rapi, setelah semuanya beres, dalam waktu yang ia tentukan ia mulai mengerjakan dengan tenang dan bersemangat, karena dengan bahan-bahan yang telah ia kumpulkan baik dengan cara telaah pustaka maupun wawancara ia lebih mudah membuat makalah. Sampai hari H pengumpulan tugas, Ani sudah siap dengan hasil garapannya yang dikerjakannya secara maksimal. Dan ia pun mendapatkan nilai yang maksimal pula.


Kadang kita merasa ‘sebal’ sendiri ketika kita sedang berusaha berkonsentrasi menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan namun terasa kesulitan, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran kita, sangat sulit untuk kita keluarkan, dan kita sering mengatakan situasi itu dalam kalimat “ah lagi bad mood nih”, tetapi sebaliknya, ketika kita sedang dalam situasi “ ah lagi bagus nih mood” tiba-tiba jari jemari kita bergerak bebas menguasai key board dan kadang 1-2 halaman tulisan bisa diselesaikan dalam satu jam, dengan font ukuran 11 spasi single dan satu halaman bisa sampai 500 kata pula..hemm kasus fajar diatas bisa menjadi contoh bahwa betapa
Mood itu bisa kita kendalikan, ketika mendapatkan tugas dari gurunya fajar percaya bahwa ketika mood datang dengan tiba-tiba maka ia akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang. Dan ia akan menunggunya sampai mood itu datang. Namun ia salah pengertian, ternyata waktu menjawab berbeda. Lain hal dengan ani, dengan strategi dan ketekunan usaha yang ia lakukan, Ia pun mandapatkan nilai memuaskan.uka Nasional” maka sekolah diliburkan selama sepekan, Fajar diberi tugas oleh guru bahasa indonesianya disekolah untuk membuat makalah dengan tema “degragasi moral pemuda Indonesia dan cara penggulangannya”. Karena kali ini temanya agak berat maka fajar menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan ide yang cemerlang..waktu yang disediakan satu minggu. Satu, dua, tiga hari fajar belum juga mendapatkan waktu yang tepat yang sesuai dengan moodnya hari-harinya ia lalui dengan bertamasya, ia beralasan barangkali dengan tamasya bisa refresh dan mood yang baik akan datang padanya, tetapi Sampai hari ke enam, satu hari sebelum hari terakhir dikumpulkan mood belum juga datang menemui fajar,..malam hari menjelang hari H fajar berusaha mengerjakan tugas membuat makalah dari guru bahasa Indonesia itu, malam itu Ia kerjakan dengan energy apa adanya. Sampai larut malam belum ada separo dia kerjakan. Karena lelah bertamasya dan rasa kantuknya yang berat, maka Ia terlelap dan tertidur. Saat terbangun Ia teringat tugasnya belum selesai, tetapi Ia tidak sempat mengerjakan karna ia bangun kesiangan dan harus siap-siap berangkat ke sekolah. Karena belum selesai mengerjakan tugas maka fajar dihukum oleh gurunya. Dan mulai saat itu Ia sangat menyesal karena tidak bisa memanfaatkan waktu liburan untuk mengerjakan tugas. Berbeda dengan Ani, walau ia juga ingin bertamasya, sejak hari ia diberi tugas dia mulai menyusun strategi, Ia mulai mengatur waktunya, ia juga mulai membuat daftar buku-buku mana saja yang ia akan jadikan referensi, ia juga tidak lupa membuat time schedule secara rapi, setelah semuanya beres, dalam waktu yang ia tentukan ia mulai mengerjakan dengan tenang dan bersemangat, karena dengan bahan-bahan yang telah ia kumpulkan baik dengan cara telaah pustaka maupun wawancara ia lebih mudah membuat makalah. Sampai hari H pengumpulan tugas, Ani sudah siap dengan hasil garapannya yang dikerjakannya secara maksimal. Dan ia pun mendapatkan nilai yang maksimal pula.

Mood adalah keadaan emosi yang berlangsung secara relatif, yang sebab-sebabnya seringkali subyektif atau tidak jelas. Philip G. Zimbardo dalam bukunya menyebutkan bahwa mood adalah keadaan emosi tertentu yang tidak masuk dalam kategori state (emosi yang dipicu oleh faktor eksternal tertentu) atau trait (bentuk emosi yang menjadi bawaan seseorang). Perubahan mood kerap mempengaruhi gairah seseorang untuk melakukan sesuatu atau bahkan bisa mempengaruhi keputusan dan tindakannya.

Jadi mood itu bisa dikendalikan, kalau kita mengetahui konsep diri kita. Menurut om ‘Sigmund freud’ seorang ahli psikologi bahkan katanya bapaknya psikologi menerangkan bahwa perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub system dalam kepribadian manusia yakni id, ego dan superego. ID adalah bagian-bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia, pusat insting dalam kamus agama disebut Hawa Nafsu, Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin segera memenuhi kebutuhannya, Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tau dengan kenyataan. Secara singkat Id adalah tabiat hewani manusia. Kemudian subsistem yang kedua adalah Ego, ego merupakan mediator antara hasrat hewani manusia dengan tuntutan rasional dan realistic. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya. Kemudian yang terakhir adalah superego yakni hati nurani, atau freud menyebutnya polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Ketika Id mendesak agar fajar tidak mengerjakan tugas dan menggantinya dengan baertamasya maka ego memperingatkan bahwa fajar harus mengerjakan tugas, fajar tidak memperdulikannya, ia tetap memilih tuntutan biologisnya yakni bertamasya. fajar telah menyerah pada desakan Id. Berarti fajar dihukum oleh superego dengan perasaan bersalah dan menyesal (superego).. Tetapi ani lain, ia berusaha menundukan tuntan biologisnya, walaupun ia juga ingin bertamasya (id) ia harus mengerjakan tugas (ego) Karena ia tau bahwa mengerjakan tugas adalah amanah yang harus dikerjakan kalau tidak maka ia akan merasa bersalah karena tidak menjalankan amanah (superego).

Dari situ kita bisa melihat bahwa konsep diri manusia yang baik sangat mempengaruhi perilaku yang baik pula. Seperti mood yang baik, yang merupakan konsekuensi dari besar kecilnya usaha kita untuk mengalahkan tuntutan Id kita maka kita harus mencarinya dengan meningkatkan usaha kita untuk mengendalikan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen Psikologis (ego), dan komponen social/nilai (superego) agar dapat mendapatkan mood terbaik kita. Dan tentunya agar kita bisa berselancar menulis dengan sesuka hati, mengeluarkan ide-ide kreatif dan cemerlang, menyelesaikan 500 kata per jam dan tentunya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Terakhir simaklah kisah yang akan menggugah semangat kita, suatu saat Harun arasyid pernah meminta Imam Malik untuk mendatanginya. “datanglah ke tempat kami”, katanya “agar anak-anak kami dapat mendengarkan kitab al-muwatha” tambahnya. Dengan tegas Imam Malik mengatakan, “semoga Allah menjayakan amirul mukminin. Ilmu Itu datang dari lingkungan kalian (baytun Nubuwah). Jika kalian memuliakannya, ia jadi mulia. Jika kalian merendahkannya ia jadi hina. Ilmu Harus didatangi, bukan mendatangi” maka khalifah menyuruh kedua putranya datang ke masjid untuk belajar dengan rakyat, lalu imam malk mengatakan, “tidak apa-apa, tetapi dengan syarat mereka tidak boleh melangkahi bahu jamaah dan bersedia duduk di posisi mana saja yang lapang bagi mereka.”

“Ilmu harus didatangi bukan mendatangi” kata imam malik kalimat itu menegaskan bahwa setiap orang yang ingin belajar harus memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam belajar. Dan motivasi juga harus didatangi bukan mendatangi, begitu juga dengan mood..bahwa ketika kita mendatangi mood adalah persoalan bagaimana kita bisa mengendalikan mood..So, kendalikan mood, sekarang juga..!!

Wallahu a’lam

*mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula Semarang, Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Tengah

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More